Review Andromax C - Setelah menggunakan beberapa hari, saya bisa sedikit menuliskan review. Ya, sedikit review karena harusnya lebih lama supaya lebih jujur mereviewnya.
Body dan Bentuk
Warna yang ada hanya hitam. Saat saya tanyakan warna putih, CS Smartfren menjawab bahwa semua Andromax C warnanya putih. Impresi yang saya rasakan pertama melihat adalah keren. Meski tidak kelihatan mahal atau premium. Yang jelas tidak murahan. Bentuknya membulat dengan list chrom di tepi. Dan yang saya suka belakangnya kesat seperti karet. Jadi tidak licin kalau dipegang.
Di atas ada port 3,5 inci speaker. Di sisi kanan, kalau dipegang dengan layar menghadap kita, hanya ada 1 tombol: power atau lock. Saya suka diletakkan di sini. Pas bagi telunjuk kanan untuk mengunci atau membuka kunci. Di bawah ada port micro USB. Ini untuk transfer data ke komputer dan mencharge baterai. Sedangkan di sisi kiri tampak tombol volume. Tidak ada tombol untuk kamera. Speaker di punggung ponsel.
LAYAR
Layar berpenampang 4 inci. Cukup lebar. Untuk ngetik-ngetik dengan jari-jari besar seperti saya masih oke, tapi dengan catatan install aplikasi keyboard lain. Keyboard default cukup kecil bagi saya. Resolusinya 480 x 800 pixel. Layarnya cukup tajam. Tapi jangan bandingkan dengan ponsel-ponsel lain yang harganya mahal apalagi yang sudah menggunakn IPS.
PERFORMANCE
Ini yang saya jadikan alasan untuk membeli, karena prosesornya buatan Qualcomm. Tepatnya Qualcomm MSM8625. Produsen Qualcomm relatif telah berpengalaman dan bagus dalam membuat prosesor untuk seluler. Kecepatannya 1 GHz dualcore. RAMnya 512 Mb. Standar sebenarnya. Jadi performance lebih dari cukup.
Grafisnya lumayan bagus. GPU-nya (Graphical Processor Unit) menggunakan Adreno 203. Lebih dari cukup. Memainkan eleven, permaian sepak bola, cukup oke. Tidak ada lag.
Yang cukup mengagetkan saya di ponsel ini adalah kalau dipakai terus menerus, misal Facebook-an atau main game, maka ponsel terasa hangat. Cenderung panas. Padahal baru dimainkan sekitar 30 menit. Kalau dipaksa lebih lama pasti tambah panas. Heran karena prosesornya pakai Qualcomm.
Jujur saja, saya heran dengan ponsel-ponsel (murah) seperti ini. Kebetulan beberapa waktu lalu saya beli ponsel Lenovo A800, harganya 1,6 juta (tapi relatif murah dengan spesifikasi yang dimiliki), juga cepat panas. Awalnya saya kira Lenovo panas karena prosesornya buatan Mediatek. Bukan Qualcomm. Namun sewaktu menggunakan Andromax C ini juga panas, kesimpulan saya karena ponsel murah meriah saja.
Sebelumnya saya punya ponsel Sony Ericsson X8. Dan yang saya pegang sekarang adalah tablet Huawei Ideos S7 Slim. Keduanya saya pakai berjam-jam tetap dingin. Hangat saja tidak.
Tapi saya ambil positifnya dengan ‘fitur panas’ ini. Kalau sudah terasa hangat, berarti saatnya saya berhenti main ponsel. Berhenti untuk melakukan kegiatan lain. Hehehe.
SISTEM OPERASI
Sistem operasi menggunakan ICS (Ice Cream Sandwich/4.0). Sudah cukup memenuhi syarat nanti kalau BBM tersedia untuk Android. Karena rencananya BBM hanya bisa jalan di ICS dan di atasnya. Tampilannya standar tanpa kustomisasi khusus seperti ponsel produsen-produsen global. Tapi yang saya menarik sudah ada aplikasi yang dapat mengganti theme, termasuk telah tersedia 6 theme. Dengan theme tidak hanya ganti wallpaper, tapi juga icon. Jadi tidak bikin bosan. Biasanya ini ada di launcher pihak ketiga.
KAMERA
Belum bisa mencoba. Karena untuk menjalankan kamera butuh External memory. Belum saya belikan. Jadi belum bisa mencoba. Hehehe. Sepertinya kualitasnya biasa saja. Apalagi resolusinya cuma 2 MP.
FITUR DUAL MODE dan DUAL ON
Alasan saya beli ponsel ini karena adanya fitur ini: dual mode. Ada CDMA, yakni hanya Smartfren dan GSM. Kalau tidak dual mode, saya tidak akan meliriknya. Karena pengalaman saya cakupan Smartfren tidak cukup luas. Kalau dibawa mudik, bisa-bisa hanya buat main game saja. Juga di rumah saya cakupan Smartfren hanya 2000 1x. Masih lemot.
Karena memang untuk Zidan, anak saya, maka saya tidak berencana memperpanjang langganan internetnya. Saya biarkan Smartfren, tidak diisi pulsa. Toh masa aktifnya setahun. GSM yang akan saya beli pulsanya. Jadi ponsel ini saya gunakan sebagai komunikasi saja.
Kalau butuh internet bisa pakai wifi. Sumbernya bisa tether dari ponsel saya, bundanya atau wifi gratisan.
BATERAI
Baterai hanya 1.420 mAH. Standar. Kalau koneksi internet jalan dengan berbagai aplikasi yang melakukan sinkronisasi, ditambah dengan bermain game sekitar 2 jam, maka baterai cepat habis. Aplikasi-aplikasi yang melakukan sinkronisasi yang saya install itu What’s App, Gmail dan Facebook.
Tapi pengalaman saya menggunakan aplikasi sama di tablet Huawei saya tidak seboros ini. Tablet saya bisa sehari semalam. Sebelum tidur ngecharge, pagi dipakai dan seterusnya. Ini sehari bisa 2 kali ngecharge.
Jadi kalau disimpulkan:
Kelebihan Andromax C:
Dual Mode: GSM-CDMA. GSM terkenal cakupan dan kestabilan jaringan. CDMA terkenal akan kemurahan untuk telpon. Juga dual on. Artinya dua-duanya hidup.
Murah. Dengan spesifikasi yang dimiliki seharusnya harganya bisa lebih mahal. Pantasnya sekitar Rp 800.000,.
Layar lebar dengan prosesor Qualcomm.
Kelemahan Andromax C
Boros. Hp canggih memang boros. Tapi ini lebih boros dari biasanya.
Panas. Panas mungkin biasa kalau dipakai lama. Tapi relatif sebentar dipakai sudah hangat.
CDMA dikunci ke Smartfren. Ini mengganggu kalau cakupan Smartfren tidak tersedia di wilayah Anda. Entah nanti kalau sudah ada yang ngisengin. Hehehe.
SARAN
Ponsel ini lebih tepat dipakai oleh entry level, pengguna pertama, karena murah. Atau digunakan oleh anak-anak SD. Anggap saja ponsel buat komunikasi bonus bisa main game. Kalau untuk digunakan serius atau ponsel utama, saya tidak menyarankan. Lebih baik beli ponsel yang lebih mahal seperti New Smartfren i. Harganya sekitar 1,2 juta.