All About Android

Semua Berita Terbaru Mengenai Android serta Tips dan Trik untuk si Robot Hijau Android

Tekno News

Berita Terbaru dan Terhangat dari Dunia Teknologi

All About Gadget

Semua Hal dan Berita Terbaru tentang Dunia Gadget Ada diSini

All About Fotografi

Semua yang Ada dari Dunia Fotografi ada di sini, mulai dari Tips dan Trik Fotografi sampai dengan berita terbaru.

All About Game

Berita Terbaru serta Tips dan Trik dari Dunia Game Ada di Sini

All About Windows

Segala Hal Mengenai OS Windows baik Berita atau Tips dan Trik untuk OS Windows

Tips dan Trik

Kumpulan Tips dan Trik dalam Dunia Teknologi

26 February 2016

Revolusi Auto Focus di kamera smartphone

Setiap tahun, smartphone flagship selalu hadir dengan inovasi baru. Bentuk yang semakin menarik, kemampuan komputasi yang semakin cepat, dan tidak pernah ketinggalan kamera yang diklaim semakin baik hasilnya.

Setiap vendor, berusaha tampil maksimal dan mengolah sedemikian rupa smartphone unggulannya, supaya tampil paling superior di antara yang lain.

Menurut Pew Research Center, 92% pengguna smartphone menggunakannya untuk mengambil foto, dan 80% menggunakannya untuk mengirim foto.


Data ini meneguhkan mengapa semua smartphone vendor senantiasa menjagokan hasil kamera sebagai salah satu unggulan. Bahkan terkadang ada vendor smartphone yang berani sampai mengatakan kalau hasil foto mereka setara, bahkan mengalahkan kamera profesional DSLR.

Mengetahui kamera smartphone menjadi salah satu alasan utama konsumen memilih smartphone, membuat smartphone mid-end dan low-end sekalipun tidak ketinggalan mempromosikan kemampuan kamera smartphonenya. Walau terkadang terasa berlebihan dengan mengatakan hasil kameranya yang biasa-biasa saja, dengan hiasan kata-kata 'amazing camera', 'superior camera', dan lainnya.

Mengambil foto sekarang ini memang terasa semakin esensial dengan keberadaan smartphone. Rata-rata setiap orang mengambil 123 foto setiap tahun, dengan total 880 miliar foto dihasilkan setiap tahun, bahkan dikabarkan 25 miliar foto di-upload ke Facebook setiap tahunnya.

Kamera profesional seperti DSLR memiliki keunggulan dibandingkan keterbatasan kamera smartphone, misalnya pada ukuran lensa dan ukuran sensor kamera. Padahal dua hal ini menjadi bagian utama yang menentukan kualitas hasil kamera. Ukuran sensor kamera profesional DSLR full frame, bisa 36-40 kali ukuran sensor kamera smartphone.

Smartphone sendiri sebenarnya menghadapi kontradiksi, semakin lama dituntut semakin tipis, ringan, mudah dibawa dan dimasukkan ke dalam saku, tetapi sekaligus dituntut memiliki hasil kamera yang semakin baik. Padahal dengan ukuran yang tipis, sangat sulit dan hampir tidak mungkin membenamkan sensor yang besar, dan lensa yang cukup.

Tapi ternyata keterbatasan ini dan tuntutan konsumen, membuat para vendor smartphone benar-benar mencari cara untuk berinovasi lebih lanjut pada kualitas kamera smartphone. Hasilnya, setiap tahun perolehan skor hasil foto dari kamera smartphone semakin meningkat.

Di tahun 2015, terasa semakin banyak vendor yang sanggup membuat kamera smartphone dengan hasil yang sangat baik. Data dari DxOmark, sebuah situs yang dipercaya sebagai benchmark kualitas kamera di dunia, memperlihatkan perkembangan kemampuan kamera smartphone yang setiap tahun semakin berkembang drastis, dan kualitas fotonya semakin mendekati kualitas ideal.

Industri yang Berubah

Dalam perkembangannya, kamera smartphone yang praktis dan semakin baik kualitasnya akhirnya berefek mengubah peta industri kamera. Kamera saku sekarang terasa terkena imbas terbesar akibat kehadiran smartphone. Dimana-mana kita melihat orang mengambil foto, bahkan ketika pergi berlibur atau menghadiri acara khusus, mereka merasa cukup dengan kamera smartphone, dan tidak lagi merasa perlu menenteng kamera saku.

Salah satu keunggulan dari kamera smartphone adalah fungsinya sebagai kamera point and shoot, tinggal keluarkan, bidik, dan foto langsung didapat.

Kamera smartphone juga senantiasa mudah diakses, karena selalu berada bersama si pengguna, entah di saku, entah di dalam tas. Kemudahan penyimpanan foto dan membagikannya di sosial media, menjadi nilai lebih yang sulit ditandingi kamera dalam bentuk lain. Intinya, ketika diperlukan, kamera smartphone selalu ada.

Keunggulan tersebut, point and shoot, membuat kamera smartphone dituntut memiliki fitur yang lebih khusus, yaitu kecepatan akses untuk membuka aplikasi kamera, kecepatan fokus, dan hasil yang bagus dalam mode auto.

Selain menghasilkan foto yang semakin bagus, kecepatan untuk mengakses kamera dan fokus ini terus berkembang di kamera smartphone, dan menjadi salah satu unggulan yang coba dipamerkan para vendor.

Kita mengenal berbagai cara mengakses kamera dengan cepat pada smartphone, bahkan saat smartphone dalam keadaan masih mati dan terkunci. Misalnya double tap pada home button di Samsung, melakukan gerakan double twist pada smartphone Motorola dan Google Nexus, double chop, menggerakkan kamera seperti sedang memotong, menekan tombol shutter kamera pada smartphone Sony, menahan tombol volume bawah pada smarphone LG, dll.

Pada saat melakukan fokus ketika akan mengambil foto, kita merasakan ada smartphone yang memiliki fokus yang cepat, dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama untuk fokus. Fokus yang cepat ini sekarang terasa penting, apalagi pada smartphone flagship. Karenanya setiap vendor mencoba membuatnya semakin cepat.

Ada banyak pilihan untuk vendor memilih auto fokus yang menurut mereka cocok pada teknologi smartphonenya, apakah menggunakan metode konvensional, laser autofocus, light assist autofocus, PDAF, dan yang terbaru, diperkenalkan oleh Samsung di Galaxy S7, dinamakan Dual Pixel autofocus. Mari kita lihat bagaimana sebenarnya cara masing-masing autofocus ini bekerja pada kamera smartphone.

Cara Kamera Smartphone Bekerja

Untuk memahami auto fokus, pertama kita melihat bagaimana cara kamera smartphone bekerja mengambil gambar. Sebenarnya fotografi atau dalam istilah aslinya photograph, berasal dari dua kata photo+graph, photo berarti cahaya, dan graph artinya menggambar. Jadi fotografi intinya mendapatkan hasil gambar dari 'menangkap' cahaya, atau dalam istilah fisika mengubah cahaya menjadi sinyal elektrik.

Saat kamera diaktifkan, cahaya dari objek foto (semua objek bisa terlihat karena memantulkan cahaya), diterima oleh lensa kamera yang terdiri dari berlapis-lapis lensa, kemudian diteruskan sampai mengenai image sensor. Image sensor ini peka terhadap cahaya, tetapi tidak bisa membedakan warna cahaya, jadi di depannya perlu diberi lapisan filter yang dikenal sebagai Bayer filter atau mosaic filter. Ketika melewati bayer filter ini, cahaya dikelompokkan menjadi warna dasar, RGB (Red-Green-Blue) atau Merah, Hijau dan Biru.

Hasil kompilasi dari warna cahaya yang dikumpulkan image sensor, dikirimkan ke ISP (Image Signal Processor), untuk diolah dan disimpan sebagai gambar yang bisa kita lihat.

Sama seperti prinsip mata kita bekerja, untuk gambar bisa menjadi jelas, cahaya yang tiba di image sensor (retina pada mata), harus dalam titik fokus. Untuk mendapatkan titik fokus ini pada kamera smartphone, lapisan lensa pada kamera smartphone perlu digerakkan supaya mendapatkan titik fokus.

Walaupun berukuran kecil, ternyata kamera smartphone memiliki VCM (Voice Coil Motor), yang dengan prinsip kerja magnetik, menggerakkan posisi lensa kamera untuk mendapatkan fokus. Seberapa jauh jarak gerak maju mundur lensa yang tepat untuk mendapatkan fokus, didapat dari data metode auto fokus yang dipilih.



Teknologi Autofocus

Setiap metode auto fokus, ternyata memilki kelebihan dan kekurangannya, dan setiap kekurangan berusaha terus diatasi untuk mendapatkan metode auto fokus yang lebih sempurna. Ini beberapa contoh teknologi auto fokus yang digunakan pada kamera smartphone:

-. Contrast Autofocus

Cara auto fokus ini termasuk konvensional, tetapi masih banyak diandalkan smartphone, terutama sebagai backup. Ketika cahaya diterima lensa, lensa bergerak maju dan mundur sampai mendapatkan kontras yang paling tinggi, dan menetapkannya sebagai titik fokus.

Cara auto fokus ini paling sederhana, hanya saja bekerjanya lambat, dan terkadang tidak terlalu tepat, apalagi di tempat yang temaram.

-. Laser Autofocus

Cara auto fokus aktif ini menembakkan sinar laser kepada objek foto, dan dari pantulan sinar tersebut, kamera mengetahui jarak objek secara real.

Auto fokus dengan cara ini sangat cepat dan tepat, dan bisa bekerja baik di tempat temaram atau gelap. Kekurangan dari cara fokus ini, efektifitas jaraknya pendek, dan tidak bisa bekerja untuk objek yang jauh dan besar, misalnya foto landscape, foto area terbuka, dll, karena pantulan sinar laser sudah sulit diterima kembali untuk mengetahui jarak.

Laser autofocus ini di antaranya digunakan oleh jajaran smartphone LG (G3,G4 dan G5), Google Nexus (5x dan 6P), Oppo R7 plus, OnePlus 2, dll

Prinsip yang mirip dengan Laser Autofocus adalah Light Assist Autofocus,yang memberi penerangan cepat pada objek, supaya lensa bisa 'melihat' objek dan mengetahui jarak fokus. Cara auto fokus dengan light assist ini biasanya lebih berguna untuk foto di low light dengan jarak objek yang tidak jauh.

Cahaya yang digunakan bisa infra red atau memanfaatkan blitz pada kamera, yang berkedip seperti lampu strobo. Cara auto fokus ini tidak cocok untuk foto candid atau pada binatang, karena sinar yang dikeluarkan menyita perhatian.

-. PDAF (Phase Detection Autofocus)

Sinar yang masuk ke lensa dibedakan menjadi dua bagian, sinar dari lensa di sisi kanan dan sisi kiri. Ketika sinar ini jatuh ke image sensor, image sensor mendeteksi tahap perbedaan sinar dari sisi kiri dan sisi kanan lensa, seberapa jauh tahap perbedaan ini, dan menetapkan titik temu fokus yang seharusnya.

PDAF auto fokus ini menghasilkan fokus yang cepat dan tepat, tidak masalah objek dekat atau jauh dan besar atau di ruang terbuka. Sayangnya karena mengandalkan cahaya, auto fokus ini akan bekerja lebih lambat di ruangan temaram atau lowlight, karena cahaya yang diterima oleh image sensor lebih sedikit.

PDAF ini banyak digunakan oleh smartphone yang kita kenal, seperti Samsung, iPhone, Sony, dll.

-. Hybrid autofocus

Melihat cara auto fokus di atas, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu banyak smartphone menggunakan dua cara autofocus untuk mengatasi kekurangannya, yang dikenal sebagai hybrid autofocus. Misalnya Laser Autofocus digabung dengan Contrast Autofocus, dimana saat laser autofocus tidak bisa bekerja memotret landscape, maka contrast autofocus mengambil alih cara mendapatkan fokus.

-. Dual Pixel Autofocus

Cara fokus yang baru ini pertama diperkenalkan oleh Canon pada produk kamera DSLR-nya,  EOS 70D. Kini cara yang sama ditransformasi oleh Samsung untuk digunakan pada smartphone terbarunya, Galaxy S7 dan Galaxy S7 Edge.

Prinsip kerjanya sebenarnya mirip dengan PDAF, memisahkan cahaya dari sebelah kiri dan kanan lensa, kemudian melihat perbedaannya saat diterima oleh image sensor.

Cara lebih mudah memahami PDAF yang lebih lanjut ini, kita membayangkan cahaya yang dipisahkan masuk dari kiri dan kanan lensa, adalah seperti cara mata kita bekerja. Mata kiri dan mata kanan sebenarnya menerima informasi gambar yang berbeda, karena terdiri dari dua buah optik.

Ketika retina (image sensor) menerima gambar dari mata kiri dan kanan, otak mengolahnya dan mengetahui perbedaan sinyal cahaya dari mata kiri dan mata kanan, kemudian menggerakkan lensa mata untuk mendapatkan fokus.

Mengapa PDAF standar memiliki kelemahan autofocus untuk kondisi cahaya yang temaram atau low light? Ternyata ini disebabkan karena hanya 5% bagian dari image sensor yang ukurannya kecil digunakan untuk mendeteksi cahaya. Ukuran image sensor pada smartphone hanya sekitar 5 mm x 4 mm. Jika hanya 5% bagian yang digunakan untuk mendeteksi PDAF, maka hanya 1 mm persegi bagian dari image sensor yang digunakan, dan area sekecil itu memang akan sulit untuk menampung cahaya saat temaram atau low light.


Pada teknologi Dual Pixel Autofocus, 100% image sensor digunakan untuk menangkap cahaya,  sekaligus untuk menentukan perbedaan antara cahaya dari kiri dan cahaya dari kanan. Tidak lagi ada bagian image sensor yang dipisahkan untuk menjadi sensor PDAF. Ini berarti 20 kali lebih banyak cahaya bisa dideteksi sensor, dibandingkan dengan model PDAF konvensional, yang hasil akhirnya membuat auto fokus di tempat temaram bukan hal yang sulit lagi.

Selain membuat auto fokus menjadi cepat dan tepat dan tetap bisa bekerja di lowlight, teknologi Dual Pixel juga bisa bekerja dengan baik pada mode video.

Kalau kita perhatikan kamera smartphone yang kita gunakan sekarang, misalkan saat membidik dua objek yang berbeda jarak, dekat dan jauh, saat mode kamera dijalankan, auto fokus bisa lebih cepat berpindah dari objek yang dekat ke objek yang jauh saat kamera diarahkan berpindah fokus.

Perpindahan fokus ini akan menjadi lebih lambat ketika kita berpindah ke mode video. Ini disebabkan karena mode auto fokus pada video, biasanya berpindah ke mode konvensional karena beban pada image sensor. Dengan Dual Pixel autofocus, pada mode video teknologi ini tetap bisa digunakan sehingga perpindahan fokus pada video tetap cepat.

Dual Pixel Autofocus yang cepat juga cocok digunakan untuk mengambil foto dari objek yang bergerak. Biasanya objek yang sulit diam, seperti anak kecil yang selalu bergerak atau hewan peliharaan, ketika difoto cenderung buram karena kecepatan auto fokus tidak bisa mengimbanginya. Dengan Dual Pixel Autofocus yang cepat, gambar yang buram bisa diminimalisir.

Foto yang Instan

Untuk pengguna smartphone yang senantiasa ingin kamera smartphone yang cepat, selain fokus, mempertimbangkan juga 3 tahapan mengambil foto yang dibutuhkan, agar momen bisa didapat secara instan.

Pertama bisa mengakses dengan cepat aplikasi kamera dari kondisi apapun, baik smartphone sedang digunakan atau tidak digunakan. Kedua, fokus yang cepat dan tepat di segala kondisi pemotretan, ketiga, saat tombol shutter ditekan, smartphone harus bisa menyimpan hasil gambar tersebut dengan cepat atau instan, kemudian kamera harus segera siap untuk mengambil gambar berikutnya.

23 February 2016

Fitur Galaxy S7 yang Tak Dimiliki iPhone 6S

Apple dan Samsung merupakan pesaing sengit. Jadi ketika Galaxy S7 dan Galaxy S7 Edge hadir di pasaran dipastikan bakal langsung berhadapan dengan iPhone 6S.

Namun jika ditilik lebih jauh, sepertinya iPhone 6S bakal keteteran menghadapi gempuran Galaxy S7. Sebab ada 8 fitur penting Galaxy S7 yang tak dimiliki iPhone 6S. Sehingga Ì„Apple sepertinya butuh mempercepat kehadiran iPhone 7 sebagai penantang sebanding Galaxy S7.

Berikut 8 fitur Galaxy S7 yang tak dimiliki iPhone 6S seperti dilansir Tech Insider:

1. Tahan Air
Memang sejumlah pengguna sudah menjajal merendam iPhone 6S ke dalam air. Tapi Apple membantah ponselnya itu dibuat tahan air.

Di lain sisi penerus Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge resmi mengantongi IP68. Artinya ponsel tersebut tahan air dan debu. Samsung mengklaim Galaxy S7 dan Galaxy S7 Edge dapat bertahan maksimal 30 menit pada kedalaman 1,5 meter.

2. Charging Kilat
Galaxy S6 memiliki kelebihan pengisian daya secara cepat dalam waktu 2 jam. Namun, Samsung menegaskan jika Galaxy S7 punya kemampuan yang lebih baik lagi.

Artinya mungkin tidak sampai dua jam, baterai bisa terisi penuh. Sayangnya fitur ini tidak dimiliki iPhone hingga sekarang.

3. Wireless Charging
Samsung masih menghadirkan kemampuan wireless charging pada Galaxy S7. Fitur ini juga belum dimiliki iPhone. Rumor mengatakan Apple baru akan mengusung kemampuan wireless charging pada iPhone 7.

4. MicroSD
Setelah absen pada Galaxy S6, Samsung mengembalikan slot MicroSD pada ponsel flagship barunya. Ini kembali menjadi pembeda antara Galaxy S7 dan iPhone 6S.

5. Baterai
Meski memiliki layar yang nyaris sama besar, kapasitas baterai iPhone 6S dan iPhone 6S Plus kalah dengan dua Galaxy S anyar.

Bila iPhone 6S Plus punya baterai 2.750 mAh dan iPhone 6S 1.715 mAh. Maka Galaxy S7 punya baterai 3.000 mAh sementara Galaxy S7 Edge 3.600 mAh.

6. Credit Card Reader
Samsung Pay yang dimiliki jajaran ponsel Galaxy mendukung semua eletronic data capture (EDC) kartu kredit. Lain halnya Apple Pay hanya bekerja pada EDC khusus.

7. Always-On
Vendor asal Korea Selatan ini memperkenalkan fitur Always-On. Fitur ini dapat melihat berbagai informasi dasar, seperti jam, tanggal dan notifikasi tanpa harus membangunkan ponsel.

Di iPhone, kita harus menghidupkannya untuk melihat waktu maupun notifikasi.

8. Widget Edge
Samsung menghadirkan widget khusus di Galaxy S7 Edge. Cukup swipe pinggiran layar sebelah kanan, akan keluar menu khusus untuk mengakses cepat berbagai aplikasi.

Kemampuan ini tidak dimiliki iPhone. Widget hanya ada di Notification Center.


Daftar fitur unggulan terbaru di Samsung Galaxy S7

Berikut Deretan Fitur Unggulan Galaxy S7 yang baru saya diluncurkan oleh Samsung. Banyak rumor yang benar soal fitur Samsung Galaxy S7, meskipun tak sedikit pula yang meleset. Secara singkat, inilah beragam fitur unggulan yang dibenamkan Samsung di Galaxy S7 yang akan menjadi salah satu smartphone jagoan yang siap dipinang tahun ini.

Layar Always On

Fitur layar selalu menyala alias always on memungkinkan pemakai Galaxy S7 dapat melihat beragam informasi singkat meski handset dalam kondisi tidak aktif. Informasi tersebut misalnya waktu, tanggal, notifikasi sampai miss call, semuanya tanpa perlu 'membangunkan' smartphone.

Layar always on bahkan juga bisa sedikit dikustomisasi tampilannya. Fitur itu dimungkinkan berkat layar Amoled yang bisa 'menyalakan' pixel dalam jumlah tertentu di layar. Dan kabar baiknya, always on ini sangat sedikit mengkonsumsi baterai.

Kamera Superior

Kamera Galaxy S6 yang sudah canggih semakin ditingkatkan kapabilitasnya di Galaxy S7. Kamera belakang yang beresolusi 12 megapixel dibekali teknologi bernama Dual Pixel. Autofokus di Galaxy S7 pun menjadi sangat cepat, di mana sensor mampu menggunakan 100% pixel untuk fokus.

Meski ukuran megapixel lebih kecil, Samsung menyatakan kalau sensor di Galaxy S7 mampu menangkap jauh lebih banyak cahaya sehingga foto di kondisi cahaya rendah lebih berkualitas. Baik kamera belakang dan depannya memiliki aperture f/1,7, yang terbesar di antara smartphone Samsung selama ini.

Slot microSD Hybrid

Setelah sempat absen di Galaxy S6, Samsung mengembalikan ciri khas Galaxy S zaman dulu, yaitu slot microSD. Slot tersebut terletak di tray yang sama dengan nano SIM dan bisa diakses di bagian atas Galaxy S7, menggunakan SIM ejector.

Disebut sebagai hybrid karena jika user merasa tidak perlu menggunakan microSD, slot yang sama bisa dipakai untuk meletakkan nano SIM yang kedua, sehingga Galaxy S7 menjadi Dual SIM. Oh ya, microSD yang didukung mencapai kapasitas 200 GB, yang katanya sudah ada di pasaran.

Liquid Cooling

Saat main game, salah satu masalah yang mungkin terjadi adalah panas berlebih. karena dapur pacu smartphone melakukan tugas berat. Samsung coba mengatasi masalah itu di Galaxy S7 dengan sistem pendinginan berbasis cairan. Sistem pendingin cairan di Galaxy S7 ini adalah semacam pipa sangat tipis mengandung air di dalam bodi handset Galaxy S7.

Jika Galaxy S7 terindikasi mengalami masalah panas berlebihan karena telalu jor-joran digunakan untuk main game, maka air di heat-pipe itu akan menguap dan mendinginkan prosesor. Kemudian, uap itu kembali diubah menjadi air dan demikian seterusnya.

Sertifikasi IP68

Galaxy S7 diciptakan Samsung dengan sertifikasi IP68. Ini berarti Galaxy S7 tahan terhadap terjangan air dan debu. Ia akan mampu bertahan di dalam air kedalaman 1,5 meter selama kurang lebih setengah jam.

Yang menarik adalah, kehadiran fitur water resistance tersebut tidak sampai merusak dalam hal estetika tampilan. Semua penutup ternyata ada di bagian dalam bodinya sehingga tampak dari luar, Galaxy S7 tetap cantik desainnya.

Baterai Lebih Gahar

Baterai Galaxy S7 mengalami peningkatan cukup signifikan dari Galaxy S6. Galaxy S7 versi reguler baterainya 3.000 mAh, sedangkan Galaxy S7 Edge mengusung baterai 3.600 mAh. Sebelumnya di Galaxy S6, baterainya 2.550 mAh untuk versi reguler dan 2.600 mAh untuk Edge.

Fitur fast charging kembali disertakan Samsung, yang juga dijanjikan mampu mengisi baterai lebih cepat dibandingkan di Galaxy S6. Meski belum diinformasikan secara detail berapa tambahan kecepatan dalam melakukan fast charging ini.

Ekosistem Makin Lengkap

Aksesoris pendukung Galaxy S semakin lengkap dengan diluncurkannya Gear 360, kamera yang bisa merekam ke segala arah dan dikendalikan oleh Galaxy S7. Aksesoris ini menambah daftar perangkat keren untuk mendukung lini high end handset Samsung.

Seperti diketahui, Samsung sebelumnya sudah merilis headset virtual reality bernama Gear VR dan smartwatch terbaru Gear S2. Semuanya ditujukan untuk menambah kaya pengalaman pemakaian konsumen Samsung meski edukasi konsumen harus digencarkan karena teknologinya tergolong sangat baru.


22 February 2016

Samsung Galaxy S7 akhirnya resmi dirilis

Setelah menunggu lama dan menerpa segala rumor, akhirnya hari yang dinanti-nanti telah tiba. Samsung Galaxy S7 telah diresmikan. Handset ini merupakan flagship pendatang terbaru dari seri Galaxy S. Seperti apa spesifikasi dan wujudnya? Berikut kami sajikan untuk Anda.

Samsung Galaxy S7 muncul dengan mengusung layar 5.1" yang beresolusi 2560 x 1440 pixel, jenis layar Super AMOLED dan kerapatan warna hingga 577 ppi. Dimensi yang dimilikinya berukuran 142.4 x 69.6 x 7.9mm dengan bobot berat 152 gram. Tubuhnya pun melengkung dibagian belakang seperti yang ditawarkan pada bodi Note5 dan lapisan kaca 2.5D di keempat sisi bagian depan.

Selain itu, Samsung Galaxy S7 Edge hadir seperti yang kita harapkan, dimana menambahkan dimensi lain untuk dicampurkan dengan layar 5.5" yang mengesankan, melengkung di kedua sisi bagian depan dan sekarang sedikit lebih besar dari pendahulunya. Varian ini bahkan lebih tipis dibanding sebelumnya yakni dengan dimensi 150.9 x 72.6x7.7mm dan berbobot 157 gram.

Dua handset ini dibenamkan chipset dalam dua versi, dimana yang pertama menggunakan Snapdragon 820 dan kedua menanamkan chip buatan sendiri yaitu Exynos 8890. Kedua model ini tetap disandingkan dengan RAM 4 GB LPDDR4 serta opsi penyimpanan internal dengan pilihan 32 GB dan 64 GB ditambah slot microSD yang bisa diekspansi hingga 200 GB.

Berbicara kamera, kamera utamanya menawarkan sensor 12 MP dengan aperture f/1.7 dan teknologi Dual Pixel terbaru, yang memungkinkan pengguna untuk memotret meski dalam kondisi rendah cahaya dan tetap menawarkan autofocus yang cepat. Tentu saja smart OIS juga tersedia. Kemudian, fitur Motion Panorama juga dapat memotret dengan sudut wide yang lebih lebar dan menakjubkan.

Galaxy S7 dan S7 Edge memiliki baterai yang terbilang besar, yakni 3000 mAh dan 3600 mAh. Baterai dpaat diisi ulang dengan super cepat melalui kabel maupun Wireless Fast Charging (WPC dan standar PMA). Fitur lainnya ialah dual-band WiFi ac, MIMO, Bluetooth versi 4.2, ANT+, dan dukungan NFC serta MST untuk sistem pembayaran yang digunakan nantinya. Yang cukup menarik, Samsung masih terjebak dengan USB 2.0.

Disisi lain, berita mengejutkan lainnya adalah kedua varian dari Samsung Galaxy S7 telah tersertifikasi IP68. Itu berarti apa? Ya, ini berarti bahwa duo S7 benar-benar tahan air.

Dibagian perangkat lunak, terutama antarmuka. Kini TouchWiz telah berjalan pada Android 6.0 Marshmallow dengan semua fitur bawaan dari Android sendiri. Penggemar Edge-series akan memiliki lebih banyak fitur berkat platform Edge Apps yang telah ditingkatkan. Para gamer juga akan bersukacita berkat dukungann yang baru diadopsi yaitu Vulkan, dimana menjanjikan untuk mengantar grafis mobile ke era berikutnya